Cara Bercocok Tanam Cabe Agar Berhasil


Cara Bercocok Tanam Cabe Agar Berhasil

Cara Bercocok Tanam Cabe Agar Berhasil

Keadaan iklim di negara Indonesia cocok untuk bercocok tanam cabe, dimana matahari dapat bersinar penuh. Tanaman cabe akan tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 1400 mdpl. Tanaman cabe juga masih dapat hidup di dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1400 mdpl, tetapi produksinya (hasil panen) kurang maksimal. Suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman cabe merah, yaitu sekitar 24-28 derajat Celcius. Suhu lingkungan lahan yang terlalu dingin yaitu dibawah 15 atau terlalu panas yaitu diatas 32 derajat Celcius, akan menyebabkan pertumbuhan tanaman cabe terganggu. Tanaman cabe dapat tumbuh pada musim kemarau asalkan mendapatkan pengairan yang cukup. Curah hujan yang ideal untuk menanam cabe berkisar antara 800-2000 mm per tahun dengan kelembaban 80%.
Cabe, khususnya jenis cabe merah merupakan salah satu komoditas pertanian yang paling atraktif. Pada waktu tertentu seperti bulan puasa, waktu menjelang lebaran atau hari besar lainnya, harga cabe merah bisa naik berkali-kali lipat. Tetapi pada waktu lain juga tidak menutup kemungkinan harganya akan menurun. Kondisi tersebut membuat usaha bercocok tanam cabe merah menjadi tantangan tersendiri bagi para petani.
Disamping fluktuasi harga cabe merah, bercocok tanam cabe juga rentan terhadap kondisi cuaca, iklim dan serangan hama serta penyakit tanaman. Untuk meminimalkan semua resiko itu, biaya yang dikeluarkan untuk bercocok tanam cabe tergolong cukup tinggi.
Bercocok tanam cabe sering dihadapkan dengan beragam permasalahan, diantaranya yaitu tanah yang kekurangan unsur hara, hingga serangan hama dan penyakit. Berikut ini merupakan langkah demi langkah yang harus dipersiapkan saat bercocok tanam cabe, khususnya jenis Capsicum annum L (cabe merah) dengan tujuan untuk meningkatkan produksi panen cabe dari segi kualitas, kuantitas dan kelestarian lingkungan (K-3) sehingga para petani cabe dapat bersaing di era perdagangan bebas. Tanaman cabe merah berasal dari benua Amerika yang memiliki iklim tropis dan subtropis, kemudian menyebar ke berbagai negara dan benua di seluruh dunia.

Fase Sebelum Bercocok Tanam Cabe

Pengolahan Lahan

  1. Siapkan pupuk kandang sebanyak 0,5–1 ton per 1.000 m2 lahan. Tebarkan pupuk kandang tersebut pada lahan yang akan digunakan untuk bercocok tanam sebelum fase menanam cabe dimulai
  2. Kemudian lahan diluku dan digaru. Diamkan selama kurang lebih 1 minggu
  3. Langkah selanjutnya lahan diberi dolomit sebanyak 0,25 ton per 1.000 m2 lahan. Dolomit berfungsi untuk menambah keasaman tanah
  4. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 100 cm jarak antar bedengan 60 cm dan parit dengan lebar 80 cm
  5. Siramkan SUPERNASA atau POC NASA pada bedengan
  6. SUPERNASA 1 botol dilarutkan ke dalam 3 liter air untuk dijadikan sebagai larutan induk, kemudian setiap 50 liter air tambahkan 200 cc larutan induk
  7. Atau bisa dengan cara, setiap 10 liter air diberi 1 sdm SUPERNASA dan siramkan ke bedengan kurang lebih 5-10 meter
  8. Penggunaan POC NASA dengan cara : 10 liter diberi 2-4 tutup botol lalu siramkan ke bedengan sepanjang 5-10 meter
  9. Campurkan Natural GLIO dengan dosis 100-200 gram (1-2 bungkus) dengan 50-100 kg pupuk kandang, dan biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan
  10. Lalu bedengan ditutup menggunakan mulsa plastik yang dilubangi, jarak tanam 60 x 70 cm diterapkan dengan pola zig zag dan biarkan selama 1 minggu. Mulsa bermanfaat untuk mempertahankan kelembaban, menekan erosi, mengendalikan gulma dan menjaga kebersihan kebun

Pemilihan Benih

Kebanyakan masyarakat mengenal dua jenis cabe merah, yaitu cabe merah keriting dan cabe merah besar. Perbedaan kedua jenis cabe tersebut dapat dilihat dari bentuk dan tekstur kulit luarnya. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai kedua jenis cabe tersebut, silakan lihat tulisan mengenai jenis-jenis cabe.
Dari kedua jenis cabe merah tersebut, terdapat puluhan hingga ratusan varietas, mulai dari varietas lokal hingga hibrida. Setiap varietas cabe mempunyai ciri tumbuh masing-masing. Untuk menetukan jenis varietas mana yang akan digunakan untuk bercocok tanam, sebaiknya pilihlah varietas yang paling cocok dengan lokasi lahan yang ada.
Benih cabe dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu membeli dari toko pertanian dan toko benih atau dengan membenihkan sendiri. Untuk benih cabe varietas hibrida sebaiknya dibeli dari industri benih yang sudah terpercaya yang telah menerapkan teknologi pemuliaan modern. Sedangkan untuk benih cabe varietas lokal bisa diperoleh dari sesama petani atau dengan menyeleksi sendiri dari hasil panen sebelumnya.
Benih cabe yang dibutuhkan sekitar 1-1,25 sachet per 1.000 m² lahan. Biji direndam terlebih dahulu menggunakan POC NASA dengan dosis 0,5-1 tutup per liter air hangat dan diperam semalam

Fase Persemaian dan Pembibitan (0-30 Hari)

Penyemaian dan Pembibitan

Metode penyemaian benih cabe dianjurkan untuk menggunakan polybag (baik polybag plastik atau dari daun-daunan seperti daun pisang). Karena benih cabe terutama jenis hibrida harganya sangat mahal. Jika penyemaiannya dengan cara ditabur, dikhawatirkan akan banyak biji yang tumbuh berhimpitan sehingga tidak semua tanaman dapat dimanfaatkan.
  1. Persiapan Persemaian
  • Persemaian menghadap ke arah timur dengan diberi naungan atap plastik, untuk menghindari terik matahari dan air hujan
  • Media tumbuh biji dibuat dari campuran tanah dan kompos yang telah disaring, dengan perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum digunakan sebaiknya dicampur dengan Natural GLIO sebanyak 100 gram untuk 25-50 kg pupuk kandang dan diamkan selama 1 minggu. Lalu media tersebut dimasukkan ke dalam polibag ukuran 4 x 6
  1. Penyemaian
  • Benih sebelumnya direndam dengan larutan POC NASA sebanyak 2-4 cc per 1 liter air hangat selama 2 jam. Gunakan biji yang tenggelam dan jangan yang terapung
  • Masukkan satu per satu biji cabe ke dalam polibag, kemudian tutup dengan lapisan tanah dan kompos yang telah diayak
  • Semprot menggunakan POC NASA dengan dosis 1-2 tutup per tangki saat umut 10 dan 17 HSS (hari setelah tanam)
  • Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban dan awasi pertumbuhannya

Fase Tanam Cabe

  1. Pemilihan Bibit

  • Pilih bibit yang pertumbuhannya seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
  • Bibit memiliki 5-6 helai daun (saat umur 21-30 hari)
  1. Cara Tanam

  • Sebaiknya waktu tanam dilakukan saat pagi atau sore hari, bila sedang panas terik lebih baik ditunda
  • Lepas plastik polibag dengan hati-hati, jangan sampai merusak perakaran
  • Kemudian masukkan bibit cabe beserta media tanamnya ke dalam lubang tanam. Usahakan agar media semai jangan sampai terpecah
  • Setelah selesai tanam, sebaiknya langsung disiram atau disemprot dengan POC NASA sebanyak 3-4 tutup per tangki.

Fase Pengelolaan Tanaman Cabe (7-70 HST Hari Setelah Tanam)

  1. Penyiraman dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan jika dirasa kering. Hati-hati saat melakukan penyiraman jika tanaman belum terlalu kuat/kokoh
  2. Pemupukan dengan sistem pengocoran dilakukan seminggu sekali setiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan dari campuran pupuk makro :
Urea : SP 36 : KCI : NASA = (250 : 250 : 250) gr ke dalam 50 liter air. diberikan saat umur 1-4 minggu dengan dosis 250 cc per lubang.
  1. Penyemprotan POC NASA ke tanaman menggunakan dosis 3-5 tutup per tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40, dan 50 HST POC NASA + HORMONIK dengan dosis 1-2 tutup per tangki.
  2. Periksa tanaman pada 1-2 minggu pertama untuk melakukan penyulaman tanaman. Apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya abnormal segera cabut dan ganti dengan bibit yang baru.
  3. Saat bercocok tanam, tanaman cabe memerlukan pemasangan ajir (tongkat bambu) untuk menopang tanaman berdiri tegak. Tancapkan ajir dengan jarak minimal 4 cm dari pangkal batang. Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan pada hari ke-7 sejak bibit dipindahkan sebelum tanaman belum terlalu besar. Jika tanaman sudah besar dikhawatirkan saat ajir ditancapkan akan melukai akar. Bila akar terluka tanaman akan akan lebih mudah terserang penyakit. Tanaman diikatkan pada ajir setelah tanaman tumbuh tinggi atau berumur diatas satu bulan.
  4. Perempelan atau pemotongan tunas dilakukan setelah 3 minggu untuk Anda yang bercocok tanam cabe di dataran rendah dan 1 bulan untuk dataran tinggi. Potong tunas yang tumbuh pada ketiak daun, cukup menggunakan tangan yang bersih. Perempelan ini dilakukan sampai terbentuk cabang utama, ditandai dengan kemunculan bunga pertama atau kedua. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama setiap produksi mulai umur 15-30 hari


Pengamatan Hama dan Penyakit

  • Penyakit layu, disebabkan oleh beberapa jamur antara lain fusarium, phytium dan rhizoctonia. Tanaman layu menyerang secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dapat dimusnahkan dengan menyebarkan Natural GLIO.
  • Penyakit busuk buah antraknosa. Gejala yang terlihat yaitu terdapat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan hebat dapat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Buah yang terserang kemudian dikumpulkan dan dipisahkan saat panen. Cara mengatasinya yaitu dapat ditaburkan Natural GLIO di bawah tanaman.


  • Untuk pemesanan produknya, silahkan hubungi kami Admin Distributor Pupuk Organik Natural Nusantara Kantor Pusat Yogyakarta.
    Melayani Pemesanan Via Online dan C.O.D untuk area kota Semarang.

    KINERJA KAMI PROFESIONAL
    Motto: Anda Transfer Hari Ini, Hari ini Juga Pesanan Kami Kirim.
    Cara pemesanan: 
    1. SMS/Telp/WA  untuk konfirmasi Pemesanan 081222593115 / 081901092128
    2. Kemudian akan dihitung jumlah biaya yang harus ditransfer.
    3. Transfer biaya pembelian + bea kirim (bila diperlukan) sesuai dengan pemesanan melalui
      Rekening BRI No Rekening 1058-01-004097-53-8 a/n Abdullah Munir
      BRI Cab. Unit HAMKA NGALIYAN.  atau
       
    4. Rekening BNI : 0414653473  a/n Amalia Fitri Masrury
    5. Konfirmasi Nama dan Alamat pengiriman Via Hp 081901092128 (XL) 081222593115 (Simp)
     

Komentar